Renungan Minggu, 11 Januari 2015 – Yesus Dibaptis (Minggu I setelah Epifani)
Markus 1:4-11 adalah perspektif Markus tentang kasih dan perkenan Allah. Dalam injilnya, Markus memperkenalkan Yesus sebagai Anak Allah dan Mesias, namun juga sekaligus seorang hamba yang menderita. Yohanes Pembaptis datang dan memberitakan baptisan pertobatan. Baptisan pertobatan ini berkaitan erat dengan ritus-ritus pembersihan yang dihidupi oleh orang-orang Yahudi. Bagi seorang Yahudi yang saleh, tentu saja ritus pembersihan dan penyucian yang bersifat simbolik sedemikian akrab mendominasi aktivitas keagamaan mereka.
Kemudian Markus menampilkan Yesus sebagai sosok yang dimaksudkan oleh Yohanes Pembaptis itu. Yesus datang dalam kerendahan hati yang sama seperti Yohanes Pembaptis. Oleh karena itu Ia memberi diri dibaptis oleh Yohanes. Baptisan Yesus merupakan identifikasi bahwa pola beriman yang berorientasi pada pertobatan dan hidup seturut kehendak Allah sangat dikehendaki oleh Yesus. Pembaptisan Yesus merupakan tanda persetujuan gerakan kembali kepada Allah yang dikampanyekan oleh Yohanes. Persetujuan yang ditampilkan oleh Yesus itu juga mendapat legitimasi dari langit (simbol penyataan Allah). Maka, Markus menggambarkan Yesus melihat langit terkoyak dan Roh seperti burung merpati turun keatasNya. Lalu terdengar suara dari sorga: “Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, Engkau menyenangkan hatiKu.” (BIS Mrk 1:11).
Bertolak dari konteks yang demikianlah Markus menampilkan Tuhan Yesus di panggung khalayak ramai untuk memulai karyaNya. Kemunculan Yesus dan kesediaanNya dibaptis oleh Yohanes menegaskan tiga hal sekaligus. Pertama, menunjukkan kerendahan hatiNya – melakukan sesuatu yang sungguh Allah cintai. Kedua, itu merupakan penegasan bahwa nubuat Yohanes Pembaptis tentang akan datang seorangyang jauh lebih besar darinya, telah tergenapi. Dan ketiga, baptisan merupakan momen spiritual di mana Tuhan Yesus ditahbiskan sebagai seorang Mesias. Perkenanan dan kasih Allah yang dideklarasikan dalam peristiwa baptisan Yesus mengandung makna perkenanan dan kasih Allah kepada umat manusia. Sebab, Yesus datang karena kasih Allah kepada manusia.
Tinggalkan Balasan