Renungan Minggu, 11 Oktober 2015 – Bulan Keluarga
Setiap manusia dibekali dengan pilihan. Sepanjang perjalanan hidupnya, manusia ‘selalu’ diperhadapkan kepada pilihan, baik dalam hal yang sederhana maupun yang rumit. Misalnya, menentukan makanan, memilih kaki kanan maupun kaki kiri untuk melangkah, dan banyak hal lain. Banyak pilihan tidak disadari, sebab dalam mengambil keputusan manusia acapkali mendasarkannya pada faktor kebiasaan.
Minggu ini kita diajak melihat dengan jelas bagaimana Yesus menentukan pilihan hidup dengan kesadaran penuh. Ia memberikan diri untuk memilih ‘tetap dan tinggal pada satu posisi’ (meno) pada kehendak Allah dan tidak berkompromi dengan kuasa dosa. Ketegasan Yesus untuk menentukan ‘kanan atau kiri’ bukan ‘kanan dan kiri’ di ‘pertigaan hidup’ inilah yang perlu umat-Nya teladani. Dalam kaitan dengan kebenaran, filosofi in between bukan pilihan Yesus. Oleh karenanya, Yesus tetap tidak berbuat dosa meski pencobaan senantiasa datang dalam ziarah hdup-Nya.
Konflik antara kepentingan/kehendak Allah dan ‘bukan Allah’ selalu hinggap dalam hidup umat, khususnya saat mereka berada pada persimpangan jalan, saat pencobaan dan tantangan kehidupan datang mendera. Proses garuk-garuk dan clingak clinguk sebelum memilih jalan kanan atau kiri itulah proses pergulatan iman yang sesungguhnya. Di sana kuping iman mengalami ujian, dan integritas iman dipertanyakan. Tak mungkin mundur! Tak mungkin juga terus garuk-garuk dan clingak-clinguk, bukan? Mana yang akan kita pilih? Pengambilan iman bergantung pada bagaimana kuping mendengar logos (firman). Apakah kuping iman itu hanya sekedar cuping semata? Apakah logos yang berbicara itu menjadi firman yang hidup (living logos) dan aktif menyeruakkan kebenaran untuk mendorong kita memilih ‘Allah’ serta menjauhi (yang) ‘bukan Allah’? berhasilkah kita menjadi seperti Yesus, dicobai tetapi tidak berbuat dosa? Selamat mengerjakan PR kehidupan dalam pilihan yang tepat. (Dian Penuntun Edisi 20).
Bacaan Alkitab:
Nyanyian Jemaat:
- KJ 13:1,2,4
- NKB 163:1,2
- KJ 400:1-3
- NKB 183:1,4,5
- KJ 289
- Bersama Keluargaku
Tinggalkan Balasan