Renungan Minggu, 4 September 2016
Dalam memotivasi audiensnya, seorang motivator akan sangat menekankan pilihan sikap yang harus diambil dan perjuangan hidup untuk mewujudkan pilihan tersebut. Hal ini sangat wajar dan rasional, karena keberhasilan untuk mencapai apa yang diimpikan seseorang, hal itu akan sangat ditentukan oleh tekad, semangat dan perjuangan orang itu sendiri. Oleh karena itu, pelatihan-pelatihan dan seminar-seminar yang bersifat achievement motivation ini sangat diminati dan diikuti oleh banyak orang, berapa pun biayanya.
Meskipun apa yang diajarkan dalam pelatihan-pelatihan dan seminar-seminar di atas tidak salah, bahkan sangat dibutuhkan, namun dalam realitas pergumulan hidup kita, ada faktor lain yang jauh lebih menentukan, yaitu faktor keterlibatan Tuhan. Mungkin bagi sebagian orang, faktor ini sering disebut kebetulan (lucky). Akan tetapi, bagi setiap orang percaya, faktor ini diyakini sebagai campur tangan Tuhan dalam kehidupannya, bahkan kehidupan dunia, yang kerap digambarkan sebagai rencana atau rancangan Tuhan atas kehidupan kita.
Meletakan Tuhan sebagai faktor yang utama dan pertama dalam hidup ini maupun untuk dapat mengampuni dan mengasihi sesama seperti Ia mengasihi kita, tidak mudah. Untuk itu, satu-satunya syarat agar semua itu dapat terwujud, maka kita harus meletakkan kasih kita kepada diri sendiri dan orang-orang yang terdekat dengan kita harus di bawah kasih kita kepada Tuhan Yesus Kristus. Dia-lah yang layak mendapat kasih kita secara total, karena Ia pun telah dan akan mengasihi kita secara total. (Dian Penuntun, Edisi 22).
Bacaan Alkitab:
Nyanyian Jemaat:
- NKB 35:1-3
- KPPK 15: 2x
- NKB 13:1-3
- NKB 171:1-2
- KJ 292
- NKB 204:1,2,4
Tinggalkan Balasan