Renungan Minggu, 25 September 2011
Dalam film-film Mandarin, seringkali digambarkan bahwa jika seseorang ingin menjadi seorang ahli kungfu yang handal, sang guru akan memberi beban kepada muridnya. Beban itu jika dengan tekun diterima dan dipakai, lama kelamaan sang murid akan menjadi semakin kuat. Hal ini tidak terjadi dalam waktu yang singkat atau instant. Kekuatan dan ketangguhan ini terbangun sedikit demi sedikit dalam diri sang murid. Tidak mudah memang untuk hidup dalam kebenaran Tuhan, namun jika manusia setia untuk terus berusaha, lama-kelamaan manusia akan semakin dikuatkan untuk semakin mengikuti kebenaran Tuhan.
Tidak sedikit orang Kristen yang merasakan putus asa untuk berlaku seturut dengan firman Tuhan. Mereka merasa mustahil dapat hidup seturut dengan kehendak-Nya. Akhirnya, pilihan bagi orang-orang ini adalah hidup dengan memisahkan antara realita kehidupan sehari-hari dengan kehidupan beriman (baca: bergereja). Mereka hidup dan bekerja dengan tidak mengingat kebenaran Allah, tetapi pada hari-hari ibadah atau dalam komunitas seiman berusaha menunjukkan kesalehan.
Hidup seturut dengan kehendak-Nya sebenarnya bukanlah sebuah kemustahilan, sebab Allah adalah baik. Benar memang bahwa Allah kita adalah Allah yang adil, yang akan memberikan setimpal dengan apa yang kita buat, namun keadilan Tuhan itu juga dibungkus dalam kebaikan kasih-Nya bagi umat yang penuh keterbatasan. Dia berkenan memberikan kesempatan bagi manusia untuk sampai kepada hidup. Umat Tuhan disertai-Nya melakukan kehendakNya.
Tinggalkan Balasan