Renungan Minggu, 25 Juni 2023
Dalam sebuah gambar yang dibuat seorang anak Sekolah Dasar (SD), biasanya ada gambar yang sering dibuat oleh anak-anak. Tentu tidak semua anak-anak menggambar demikian, tetapi salah satu bentuk yang biasa diajarkan oleh guru pada zaman dahulu adalah gambar gunung dan matahari.
Gambar tersebut berbentuk dua segitiga yang lancip di bagian atas, lalu di bagian tengah antara dua gunung tersebut ada matahari berbentuk bulat dengan garis garis kecil disekeliling lingkaran (yang menggambarkan pantulan cahaya). Sekilas gambar tersebut sepele untuk kita, tetapi ketika direnungkan lebih lanjut ada refleksi menarik di dalamnya.
Gunung sekaligus menggambarkan naik dan turun yang juga memiliki tantangan di dalamnya. Pendakian gunung menjadi hal yang tidak mudah, tetapi butuh perjuangan untuk sampai ke puncak. Dalam hal ini, pendaki tetap perlu berhati-hati karena dapat saja bertemu bahaya. Akan tetapi, di sisi lain, matahari yang terang dapat direfleksikan sebagai kasih Tuhan yang besar dan menyertai, serta memberi kekuatan hari demi hari.
Bacaan leksionari hari ini pun konsisten bicara mengenai penderitaan bahkan kesengsaraan yang dialami oleh semua orang, tanpa terkecuali. Mulai dari para nabi, murid-murid Yesus, jemaat mula-mula, bahkan juga setiap kita di masa kini. Penderitaan menjadi hal yang tidak terhindarkan dalam hidup kita.
Sekalipun demikian, kasih dan penyertaan Tuhan senantiasa hadir di waktu yang tepat untuk menguatkan dan menuntun langkah kita. Oleh karena itu, panggilan kita adalah menjadi saksi yang hidup. Saksi yang mau menyatakan kebaikan Tuhan lewat perkataan dan perbuatan kita. Di tengah jalan yang mudah, bahkan penderitaan dan kesengsaraan sekalipun. Tuhan senantiasa hadir dan menjadi sumber kekuatan serta pengharapan. (Dian Penuntun Edisi 36).
Bacaan Alkitab:
Nyanyian Jemaat:
- KJ 161:1-3
- PKJ 39:1-3
- NKB 164:1-3
- Mazmur 69:8-19
- KJ 439:1-3
- KJ 429:1,3
Tinggalkan Balasan