Renungan Minggu, 19 Mei 2024 – Pentakosta
Ada yang mau bersaksi? Adalah pertanyaan yang ketika dilontarkan jarang mendapatkan jawaban. Ketika dalam kegiatan gereja ada kesempatan bersaksi, maka umat cenderung lebih senang memdengarkan sebuah kesaksian dari pada bersaksi.
Rasa sungkan, takut salah ngomong, atau merasa tak pantas adalah beberapa alasannya. Sekalipun sebenarnya ada banyak kesaksian iman yang dimiliki mengenai pengalaman bersama Tuhan. Begitu juga ketika dalam sebuah ibadah diperlukan orang-orang yang berdoa. Umat cenderung untuk dipimpin daripada memimpin doa.
Jika dalam kegiatan tersebut ada pendeta, maka tugas berdoa diserahkan ke pendeta. Supaya lebih sreg atau cocok, demikian alasannya. Ini fenomena yang ada di dalam gereja, bahwa umat cenderung pasif dalam bersaksi tentang Tuhan dan berdoa di depan umum.
Jika di dalam gereja saja umat pasif berbicara dan berdoa, bagaimana dengan kehidupan sehari-hari di tengah masyarakat? Ketika umat berada di kantor, misalnya. Berhadapan dengan orang yang berbeda agama ataupun seagama sekalipun, terkadang utusan iman adalah urusan pribadi yang disembunyikan. Begitu juga dalam pergaulan atau keseharian.
Membicarakan iman seakan-akan menjadi sesuatu yang pantang dalam kehidupan sosial sehari-hari. Jika bercerita pun maka hal yang diceritakan adalah keseharian yang tidak berkaitan dengan iman percayaanya. Khawatir disangka sok suci atau takut menyinggung, terkadang inilah yang menjadi alasannya.
Begitu juga ketika ada pertanyaan atau tanggapan tertentu dari orang lain tentang imannya, umat memilih untuk diam dan menghindar. ‘Biar saja orang berkata apa’ atau ‘diam saja daripada bertengkar. ‘ menjadi alasannya.
Peristiwa pentakosta memberi sebuah dorongan bagi orang beriman untuk berani berkata-kata di hadapan orang banyak. Peristiwa Pentakosta memberi keberanian untuk bersaksi dengan kata-kata tentang siapa Yesus. Ketika Roh kudus dicurahkan ke atas para murid, Roh Kudus memampukan para murid untuk berkata-kata melintasi berbagai bahasa.
Perkataan yang membuat banyak yang orang tercengang. Kita percaya bahwa kuasa Roh Kudus juga hadir dalam kehidupan gereja di masa kini. Maka Roh Kudus juga akan memampukan orang beriman di masa kini untuk berani bersaksi dalam kehidupan sehari-hari.
Baik itu di dalam gereja, dalam berbagai persekutuan, dan acara kesaksian, tetapi juga di luar gereja ketika berhadapan dengan pertanyaan atau tantangan yang membutuhkan penjelasan dan pembelaan iman. Orang beriman didorong oleh Roh Kudus untuk bersaksi dengan kata-kata yang dapat membuat orang lain mengerti dan merasakan kuasa Tuhan. (Dian Penuntun Edisi 37).
Bacaan Alkitab:
Nyanyian Jemaat:
- NKB 96:1-3
- KJ 236:1-3
- Mazmur 104:24-35
- NKB 104:1-3
- NKB 100:1-3
- NKB 102:1,2,43
Tinggalkan Balasan