Renungan Minggu, 31 Desember 2017
Saat ini kita berada di penghujung tahun 2017. Esok kita memasuki Tahun Baru 2018. Peristiwa pergantian waktu setiap tahun akan lebih bermakna apabila kita merenung ulang rekam jejak kita selama 365 hari.
Dalam realita hidup, setiap diri kita bukanlah orang-orang yang mampu secara konsisten menjaga kualitas rohani sesuai harapan. Kita sering mengalami masa yang penuh dengan keraguan, egoisme-diri, hasrat dan nafsu yang tidak terkendali, dan gagal mempertahankan integritas.
Respon kita terhadap berbagai kesalahan, kelemahan dan kegagalan secara etis-moral memiliki tiga kemungkinan, yaitu:
1) Merasa bersalah dan menghakimi diri sendiri, sikap ini tidak akan pernah menghasilkan sikap yang positif. Rasa bersalah pada tahap tertentu dibutuhkan tetapi menghakimi diri sendiri tidak akan pernah menghasilkan proses kesadaran yang transformatif.
2). Menganggap wajar dan manusiawi, sikap ini hanya akan menghasilkan sikap membenarkan diri dan terus berkanjang dalam dosa.
3). Berbenah diri dan hidup dalam pembaruan, sikap ini merupakan langkah iman untuk mengandalkan anugerah Allah bekerja memulihkan diri kita. Karena itu langkah ketiga merupakan sikap spiritualitas yang perlu kita kembangkan dalam memaknai dan menafsirkan berbagai pengalaman dan peristiwa pahit yang telah terjadi agar kita dimampukan dengan anugerah Allah hidup dalam kuasa pemulihan-Nya.
Di dalam karya keselamatan Allah yang berpuncak pada peristiwa inkarnasi Firman Allah di dalam Kristus, umat manusia sepanjang abad memperoleh berkat keselamatan Allah yang tidak terkira. Karena itu perenungan dengan memaknai dan menafsirkan seluruh rekam jejak sepanjang tahun 2017 perlu ditempatkan dalam konteks anugerah keselamatan-Nya.
Proses berbenah atau pembaruan diri tidak ditentukan oleh kekuatan manusiawi dan kesalehan manusiawi kita tetapi ditempatkan dalam berkat keselamatan Allah yang tidak terkira dalam kehadiran Kristus. Oleh karenanya di dalam Kristus kita memiliki harapan dan kekuatan baru di Tahun 2018. (Ringkasan Dian Penuntun Edisi 25).
Tinggalkan Balasan