Renungan Minggu, 1 Desember 2019 – Advent I
Pada Minggu Adven pertama ini kita diajak menggumulkan kehidupan sehari-hari di masa penantian. Injil Matius menyebutkan bahwa kedatangan-Nya tidak diketahui. Ia akan datang kembali dengan cara tidak diketahui dan di tengah kehidupan manusia yang sehari-hari bergulat dengan aneka rupa gumul dan juang. Oleh karena itu, umat diminta untuk menantikan Dia dengan tetap menjalankan karya sehari-hari dalam gerak dan tarian Ilahi.
Melalui Alkitab, kita tahu bahwa Yesus mengajak murid-muridnya memerhatikan kehidupan sehari-hari. Artinya, jangan terlena dengan rutinisme! Berjaga-jaga dan siap sedia dalam segala keadaan dan kemungkinan. Kewaspadaan dan siap sedia dilakukan dengan hidup peduli, saling hormat, saling mengingatkan sebab “gerak Yang Ilahi” adalah gerakan Allah dalam hidup sehari-hari yang tidak boleh disepelekan.
Gerak Ilahi itu merengkuh kehidupan dan mengarahkan umat bertindak merengkuh kehidupan melalui semangat cinta kasih. Di Minggu Adven pertama ini, gereja berjumpa dengan peringatan hari AIDS sedunia pada tanggal 1 Desember. Banyak pengidap HIV AIDS disingkirkan dari kehidupan masyarakat. Mereka adalah sesama yang mesti direngkuh dengan cinta kasih. Selain itu, Minggu Adven pertama juga berdekatan dengan hari disabilitas yang jatuh pada tanggal 3 Desember. Mereka perlu difasilitasi agar bisa mengakses berbagai fasilitas untuk hidup mandiri.
Minggu Adven ini mengingatkan kita bahwa Gerak Ilahi merengkuh semua orang untuk menghayati Adven dengan karya nyata. Maka dari itu melalui Ibadah ini, umat memahami makna penantian kedatangan Yesus kembali (adven) pada akhir zaman dan mampu menujukkan kaitan antara adven dan karya nyata dan kasih dan kepedulian. (Dian Penuntun Edisi 28).
Tinggalkan Balasan