Renungan Minggu, 22 November 2015
Tahun gerejawi ditutup dengan Hari Raya Kristus Raja. Di tahun B ini, ungkapan Yesus Raja disampaikan oleh penulis Wahyu dengan lambang Alfa dan omega. Alfa dan Omega adalah huruf awal dan akhir dalam abjad Yunani. Lewat itu mau dikatakan bahwa Yesus adalah Raja yang sesungguhnya. Semenjak awal dari segala sesuatu sampai dengan akhir dari segala sesuatu, Ia adalah Raja. Penginjil Yohanes menegaskan hal itu dengan mengatakan : “Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan” (Yoh. 13).
Menariknya, Raja Yesus Kristus tidak hadir di bumi ini (yang adalah salah satu ciptaan-Nya) lengkap dengan hulubalang dan protokoler yang anggun menawan. Ia hadir sebagai Hamba yang diadili oleh raja di wilayah kecil bumi ini, Pilatus. Bahkan, sebelum itu Ia juga diadili oleh para imam yang menjadi penguasa agama Yahudi.
Jika demikian, Raja macam apakah Yesus? Yesus adalah Raja dari sebuah Kerajaan yang memiliki tata nilai yang berbeda dengan kerajaan di dunia ini. Tata nilai Kerajaan Yesus dilandasi oleh belas kasih dan keramahtamahan pada semua orang. Siapakah Dia? Wahyu 1:5-6 menyatakan, “Saksi yang setia, yang pertama bangkit dari antara orang mati dan yang berkuasa atas raja-raja bumi ini. Bagi Dia, yang mengasihi kita dan yang telah melepaskan kita dari dosa kita oleh darahNya – dan yang telah membuat kita menjadi suatu kerajaan, menjadi imam-imam bagi Allah, Bapa-Nya, – bagi Dialah kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya. Amin.”. (Dian Penuntun Edisi 20).
Tinggalkan Balasan