Renungan Minggu, 17 Juli 2016
Allah menjumpai manusia. Inilah rahasia terbesar dari berita Kitab Suci. Beragam cara Allah menjumpai manusia. Menariknya, Ia seringkali menjumpai manusia dengan cara yang tak terduga. Ia menjumpai manusia dalam kesehariannya, seperti dalam kisah perjumpaan Allah dengan Abraham. Allah juga menjumpai Paulus dengan cara yang tak terduga. Puncak pernyataan Allah adalah di dalam Kristus, Allah yang menjadi manusia, di dalam daging. Inilah rahasia terbesar yang menjadi berita utama Perjanjian Baru.
Pada masa kini banyak “propaganda” kelompok yang mengatasnamakan gereja atau persekutuan Kristen, yang “menjual” Allah dengan iming-iming mengalami hidup yang berkelimpahan di dalam Tuhan. Melalui “ritus” tertentu, seolah-olah Allah dapat dikondisikan pasti menjumpai manusia. Suatu deklarasi yang sama sekali jauh dari kebenaran berita Kitab Suci. Baik Perjanjian Lama maupun Perjajian Baru menegaskan, Allah menjumpai manusia semata-mata karena kasih karunia-Nya. Bukan karena manusia layak apalagi berhak, sebagai imbalan atas perbuatan yang dilakukan. Inilah yang dikatakan Paulus sebagai “rahasia berabad-abad” yang sebenarnya begitu sederhana, yang hanya dapat dimengerti oleh orang yang “miskin hati, miskin budi,” yakni orang yang menyandarkan hidupnya di dalam “kemiskinan” di hadapan Allah. Tidak ada yang dapat di banggakan di hadapan Dia.
Respon Abraham, Maria dan Paulus melalui cara mereka masing-masing, diharapkan dapat menginspirasi kita mengenai bagaimana memberikan respon yang tepat atas pegalaman perjumpaan dengan Allah. Meskipun mereka berbeda kepribadian, tetapi di dalam kerendahan hati, mereka telah menyambut kehadiran Allah dengan cara yang istimewa. (Dian Penuntun, Edisi 22).
Tinggalkan Balasan