Renungan Minggu, 10 Januari 2010
Banyak orang Kristen merasa dirinya tidak berharga, mungkin karena merasa ditolak oleh orang lain, kurang cakap atau tidak memiliki talenta sebanyak orang lain. Rasa tidak berharga juga muncul dalam relasinya dengan Tuhan, ia merasa diri kurang suci, kurang layak akibat ‘dosa’ yang diperbuatnya. Atau perasaan tidak berharga ini muncul tatkala ia berada dalam kesusahan dan merasa Allah tidak memperhatikan dirinya.
Bagaimanakah pandangan Tuhan terhadap kita selaku umatNya? ternyata Allah menganggap kita begitu berharga di mataNya. Melalui pembacaan Injil Lukas 21-22 tentang baptisan Yesus di sungai Yordan mau mengingatkan bahwa bukan sekedar solidaritas Yesus dengan orang banyak yang berdosa, tetapi mau menunjukkan betapa berharga manusia dalam pandangan Allah, sehingga Allah mengutus AnakNya yang Tunggal ke dalam dunia untuk menjadi Penebus dosa. Pada peristiwa baptisan tersebut, Allah memproklamasikan bahwa Yesus adalah AnakNya yang harus didengar oleh umatNya.
Demikian juga dalam Kisah Para Rasul 8:14-17 tentang jemaat Samaria, sengaja Lukas membahas hal ini, sekali lagi bukan sekedar baptisan Roh Kudus, tetapi ingin mengingatkan bahwa orang Samaria yang dianggap musuh oleh orang Yahudi, mereka dianggap kafir dan dianggap sebagai penyembah berhala kini dapat berdiri sejajar dengan orang-orang Yahudi lainnya, karena di mata Tuhan mereka juga sama berharga.
Melalui pembacaan Yesaya 43:1-7 kita melihat bagaimana pandangan Tuhan terhadap umat Isreal, sekalipun mereka telah memberontak terhadap Allah, namun Tuhan kembali membentuk, menebus, menolong, dan menyertai karena begitu berharga di mata Tuhan. Kiranya Tuhan menolong kita.
Tinggalkan Balasan