Renungan Minggu, 5 Desember 2010
Melalui media massa: televisi, radio, surat kabar, majalah, Internet, dan sebagainya, kita melihat, membaca, dan mendengar praktek-praktek ketidakadilan yang terjadi. Nampaknya praktek-praktek ketidakadilan sudah menjadi hal yang biasa dalam kehidupan masa kini. Kita juga menyaksikan adanya upaya memperjuangkan hak yang menuntut keadilan dari pihak-pihak yang merasa diperlakukan tidak adil.
Sebenarnya tindak ketidakadilan ini bukanlah masalah baru, bahkan sejak manusia jatuh ke dalam dosa praktek ketidakadilan telah dilakukan. Misalnya pembunuhan terhadap Habel yang dilakukan Kain atau penganiayaan terhadap Yusuf yang dilakukan oleh saudara-saudaranya. Kisah-kisah tersebut melukiskan yang kuat menindas yang lemah, yang jahat menindas yang benar, dan sebagainya.
Tatkala praktek ketidakadilan sudah menjadi wabah, maka akan berdampak buruk dalam banyak hal, bukan hanya penderitaan atau kemiskinan yang nampak, namun juga menyebabkan kejahatan yang makin merajarela, dan kehidupan sosial yang semakin bobrok. Yang kaya semakin kaya dengan cara menindas yang miskin, yang kuat atau berkuasa menindas yang lemah, yang benar dikalahkan oleh yang jahat dan lain sebagainya. Hal ini juga dialami oleh bangsa Israel di zaman Yesaya. Dalam kondisi seperti itu Yesaya menyampaikan nubuatnya, bahwa suatu saat Tuhan akan membangkitkan seorang pemimpin dari keturunan Daud. “Suatu tunas akan keluar dari tunggul Isai, dan taruk yang akan tumbuh dari pangkalnya akan berbuah (Yesaya 11:1). Pemimpin dari Tunggul Isai itu memiliki karakter yang indah, seluruh hidupNya dikuasai oleh Roh Tuhan, memiliki roh hikmat dan pengertian, roh nasihat dan keperkasaan, roh pengenalan, dan takut akan Tuhan.
Dengan karakter tersebut, sang Mesias akan mampu menghakimi seluruh umat manusia dengan penuh keadilan. Dia menjadi pembela bagi orang-orang yang lemah dan tertindas. Pada sisi lain, sang Mesias akan bersikap tegas kepada orang-orang fasik, sehingga dengan kuasa firmanNya sang Mesias disebutkan: “Ia akan menghajar bumi dengan perkataannya seperti dengan tongkat, dan dengan nafas mulutnya ia akan membunuh orang fasik” (Yesaya 11:4).
Hal ini persis yang dikatakan juga oleh Yohanes Pembaptis: “Alat penampi sudah di tanganNya. Ia akan membersihkan tempat pengirikanNya dan mengumpulkan gandumNya ke dalam lumbung, tetapi debu jerami itu akan dibakarNya dalam api yang tidak terpadamkan” (Matius 3:12).
Tinggalkan Balasan