Renungan Minggu, 8 Desember 2013 – Minggu Advent II
Keadilan bukan untuk rakyat kecil. Itulah mungkin jeritan hati Dodi Setiawan, seorang tukang rumput di Banyumas, yang dituduh membunuh Santi Maulina empat tahun lalu. Dodi dan ibunya bersaksi bahwa dia berada di rumah saat kejadian pembunuhan. Tapi, pihak kejaksaan sempat menolak berkas perkara Dodi karena tidak cukup bukti. Dodi kini tetap terancam eksekusi paksa oleh Kejaksaan negeri Purwokerto.
Dodi bahkan sampai melakukan sumpah pocong di hadapan warga demi meyakinkan bukan dialah yang membunuh Santi. Kini sebagai upaya terakhir, Dodi yang hanya lulusan kelas 2 SD itu mengirim surat kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. “Presiden Susilo Bambang Yudhoyono agar dapat memberikan perlindungan hukum kepada rakyatnya yang miskin dan tidak berdaya melawan penegakan hukum yang amburadul di Indonesia,” kata pengacara Dodi, Djoko Susanto, Senin 6 Mei 2013.
Keadilan dan kebenaran merupakan dambaan hampir semua orang. Dengannya, semua orang berharap damai sejahtera datang dalam kehidupan. Keadilan dan kebenaran merupakan nilai-nilai yang sangat penting, dan sangat ditekankan dalam Alkitab, khususnya Perjanjian Lama. Di tengah kehidupan masa kini, yang seringkali tidak adil dan tidak benar, harapan kepada Tuhan – Sang Pemberi keadilan dan kebenaran – sungguh sangat dibutuhkan, agar manusia tidak mudah putus asa menghadapi ketidakadilan dan ketidakbenaran.
Pengharapan kepada Tuhan menolong kita untuk tetap bersedia ambil bagian dalam mewujudkan keadilan dan kebenaran. Melalui khotbah ini, umat mengerti panggilannya untuk memuliakan Allah dengan mengerjakan perbuatan yang adil dan benar sebagai buah pertobatan. (Dian Penuntun, Edisi 17. Hal 11, 18).
Tinggalkan Balasan