Renungan Minggu, 29 April 2018
Kita memasuki minggu Paskah kelima hari ini. Kemenangan Yesus Kristus dalam peristiwa Paskah adalah kemenangan dalam hidup yang diperdamaikan dengan Allah. Diperdamaikan dalam kematian dan kebangkitan Kristus menunjuk pada hidup yang berelasi kembali antara Allah dan manusia. Relasi adalah sebuah tujuan utama yang tidak boleh dilupakan dalam pengorbanan Kristus. Banyak orang berpikir keselamatan semata-mata hanya untuk menuju sebuah tempat yang bernama Sorga. Hal terpenting dalam keselamatan sesungguhnya adalah relasi.
Fokus pada minggu ini adalah hidup Kristen yang berelasi dengan Allah dan mewujudnyata dalam relasi dengan semua orang. Kita harus tinggal di dalam Yesus untuk berbuah kasih pada semua orang. Kasih bukan sebuah capaian prestasi kita, tetapi sebuah ketaatan dimana kita tinggal didalam Yesus Kristus. Ranting itu berbuah ketika menempel pada Pokok Anggur, lalu ranting itu juga berbuah lebat ketika melewati proses dibersihkan oleh pengusaha kebun anggur.
Hidup kekristenan mesti terus mengevaluasi dirinya bukan sekadar dalam hal-hal teknis, tetapi mengevaluasi relasi hidupnya dengan Allah dan sesama, seperti yang dikatakan kebenaran Firman Tuhan. Kasih yang besar dan sungguh kepada Allah bukanlah kasih yang hanya membuat kita tinggal di dalam gereja dan melupakan dunia. Justru sebaliknya, kasih yang besar dalam relasi kita dengan Allah, dimana kita menempel pada Yesus sebagai Pokok Anggur akan membawa kita untuk berbuah di tengah dunia ini. (Dian Penuntun Edisi 25).
Tinggalkan Balasan