Renungan Minggu, 23 April 2023 – Paskah III
Bercerita adalah kegiatan sehari-hari yang manusia lakukan. Satu istilah menyebutkan: homo fabulans, manusia adalah makhluk penyuka cerita. Isi cerita biasanya tentang isi hati, suasana dalam keluarga, acara televisi, berita yang ditonton, atau kejadian yang dilihat dan didengar.
Cerita itu berkaitan dengan pengalaman masa lalu, apa yang dialami saat bercerita, maupun kemungkinan dan rencana di masa depan. Tempat bercerita bisa di mana saja (di rumah, di jalan, di kantor, di gereja), kapanpun, serta kepada siapapun yang menjadi teman bercerita.
Di rumah, anggota keluarga berbagi cerita tentang kejadian di sekolah atau di kantor, bahkan, ada masanya ketika anak-anak belajar dan bertumbuh dalam karakter melalui cerita yang disampaikan oleh orangtua kepada mereka.
Di gereja, umat juga berbagi cerita saat bertemu satu sama lain. Baik cerita tentang iman, tetapi juga tentang keseharian: kesembuhan dari sakit, suka-duka pelayanan, drama korea yang baru ditonton, berita politik dan ekonomi, ataupun sekadar cerita tentang kejadian yang dialami ketika dalam perjalanan menuju gereja.
Ada banyak cerita yang dapat dibagi antar manusia, satu sama lain. Tujuannya bermacam-macam: berbagi informasi, menyampaikan pendapat, melakukan pendidikan, atau sekedar curhat (curahan hati) karena rindu ada yang mendengar.
Disadari atau tidak, ketika sebuah cerita disampaikan, maka cerita itu dapat mengubah seseorang; baik itu orang yang mendengar, atau sang pencerita sendiri. Misalnya, seseorang yang sembuh dari sakit, bercerita bahwa ia sembuh karena memakan obat B. Ternyata, ada orang yang mendengar yang sedang sakit yang sama, sehingga si pendengar itu pun memutuskan untuk memakan obat B, walaupun ia sebenarnya sudah punya obat A.
Atau, seorang pebisnis bercerita kepada temannya, bahwa ia pernah ditipu oleh X. Ketika suatu hari, temannya ditawarin bisnis oleh X, maka orang itu akan lebih berhati-hati atau bahkan menolak tawaran yang ada. Ada banyak kejadian dan contoh lain tentang sebuah cerita yang dapat mengubah kehidupan orang lain. Perubahan itu bisa perubahan ke arah lebih baik, atau bahkan juga ke arah yang lebih buruk.
Di Minggu Paskah ketiga ini, umat diajak untuk menghayati kisah perjalanan ke Emaus. Perjalanan itu adalah perjalanan yang dipenuhi cerita; cerita yang mengubah hati kedua murid dari rasa duka kepada kobaran semangat. Dari cerita tentang kematian yang terjadi, kepada kisah yang membawa kelegaan dan pengharapan melalui kebangkitan Kristus. Cerita yang kemudian disampaikan kepada para murid lain, dan akhirnya mengubah kehidupan dunia ini. (Dian Penuntun Edisi 35).
Bacaan Alkitab:
Nyanyian Jemaat:
- KJ 391:1,2,4
- KJ 457:1-3
- KJ 383:1,3,5
- Mazmur 116:1-4, 12-19
- KJ 444(3x)
- NKB 193:1-3
Tinggalkan Balasan