Renungan Minggu, 17 April 2022 – Paskah
Kebangkitan Yesus menunjukan bahwa kematian bukan akhir dari karya Yesus. Kekristenan tidak memuja kamatian Yesus, pula tidak memuliakan penderitaan. Dengan peristiwa kebangkitan maka seluruh karya Yesus perlu dilihat dari perspektif kebangkitan. Yesus yang dibangkitkan menunjukkan bahwa Ia yang hidup menghendaki para murid untuk memperjuangkan kehidupan. Perspektif ini melihat dengan pernyataan Lukas, “Mengapa kamu mencari Dia yang hidup di antara orang mati? (Lukas 24: 5) Pada kesempatan yang lain Yesus juga berkata, “Aku datang supaya mereka mempunyai hidup dan memilikinya dalam segala kelimpahan” (Yoh 10:10) Yesus menghadirkan nilai-nilai kehidupan bukan kematian. Mengimani Yesus yang bangkit berarti belajar menghadirkan nilai-nilai kehidupan.
Peristiwa Paska mempertegas hal tersebut. Selepas kematian Yesus, komunitas para murid kehilangan pengharapan. Kehilangan pengharapan adalah bagian dari semangat kematian. Semangat kematian ini ditumbuh–suburkan oleh perilaku kejam pada kisah penyaliban Yesus. Boleh dikatakan, tragedi salib adalah wujud yang terlihat dari apa yang disebut dengan budaya kematian (culture of death). Budaya kematian menghasilkan kehidupan yang tidak manusiawi, melukai martabat kemanusiaan, memperlakukan manusia berlawanan dengan kemuliaan Allah yang menciptakan manusia.
Adegan kengerian salib menimbulkan ketakutan yang mencengkram, seperti yang dialami oleh para murid.
Kepada para murid, Yesus yang bangkit, menghadirkan semangat kehidupan. Semangat kehidupan adalah semangat yang memanusiakan. Bolehlah dikatakan Yesus mengembangkan budaya kehidupan (culture of life). Karena semangat kehidupan maka manusia diperlakukan sebagaimana mestinya. Hal itu terlihat dari terhapusnya segregasi antara Yahudi dan non Yahudi, laki-laki dan perempuan. Tegasnya, Allah tidak membedakan manusua dalam bentuk apapun, seperti yang diungkapkan Petrus. (Kis 10:34).
Kisah Paska bukan sekedar bangkitnya pengharapan para murid, sejumlah kecil orang. Kisah Paska adalah hadirnya semangat kehidupan bagi dunia. Semangat kehidupan itu membuat manusia menghargai sesamanya dan alam semesta.
(Dian Penuntun Edisi 33)
Bacaan Alkitab:
Nyanyian Jemaat:
- Oh Yerusalem
- KJ 188:1,2,4,5
- Tak Dapat Kami Pahami Caramu
- Mazmur 118:1-2, 14-24
- KJ 194:1-3
- Hanya Kristus Harapanku
Tinggalkan Balasan