Renungan Minggu, 6 Agustus 2017
Spiritualitas di Masa Minggu biasa adalah menekankan aspek yang menyatakan respons iman umat atas karya keselamatan Allah. Dalam konteks ini Yesus menyatakan belarasa-Nya dan umat mengucap syukur dengan mempersembahkan lima roti dan dua ikan. Di dalam Kristus, Allah berbelarasa dan umat memberi respons berupa ucapan syukur. Belarasa adalah tindakan empati kasih yang bersedia memberikan diri dengan segenap hatinya. Ucapan syukur adalah respons umat yang membalas kasih Allah dengan sukacita.
Yesus berbelarasa di tengah-tengah situasi kedukaan yang sedang dialami-Nya. Sebab, waktu itu Yohanes Pembaptis telah wafat dengan dipenggal oleh Raja Herodes Antipas. Di tengah-tengah kedukaan-Nya, Yesus tergerak hati-Nya oleh belas kasihan saat Ia melihat orang banyak yang terlantar dan membutuhkan pertolongan. Di antara mereka, banyak orang sakit juga kelaparan. Matius 14:14 menyatakan perasaan Yesus saat Ia melihat orang banyak, yaitu “tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan.”
Kata “belas kasihan” berasal dari splagchnizomai menunjukkan kepedulian yang dilandasi oleh empati dengan diwujudkan dalam perilaku untuk memberi pertolongan dan pemulihan (Mat 9:36: Mat.15:32, Mark 6:34). Kekhasan perikop dari Matius 14:13-21 adalah sikap belarasa Yesus terwujud dengan menggandakan makanan yang dibutuhkan melalui respon para murid-Nya yang menyerahkan lima roti dan dua ikan kepada-Nya.
Yesus berbelarasa dan para murid menawarkan untuk memberikan apa yang mereka punya. Mereka memberikan kepada Yesus sebagai ucapan syukur, dan Yesus merespon pula dengan mengucap syukur kepada Allah. Tindakan Yesus dan para murid yang mengucap syukur tersebut membuka ruang bagi karya penciptaan ilahi berupa penggandaan roti dan ikan.
Belarasa yang dipadukan dengan ucapan syukur seharusnya menjadi pola spiritualitas umat dalam menyikapi situasi krisis yang sedang mereka hadapi. Berbagai situasi krisis akan dapat diatasi umat dengan baik, apabila mereka mampu keluar dari gerak sentripetal yang terarah kepada diri sendiri, dan bertindak dalam gerak sentrifugal yang terarah kepada sesama di sekitar. (Dian Penuntun Edisi 24).
Tinggalkan Balasan