Renungan Minggu, 20 Juni 2010
Sejarah Lahirnya Hari Ayah (The Father’s Day)
Peringatan hari ayah, pertama kalinya muncul di Spokane, Washington. Ide ini berasal dari seorang anak bernama Sonora Smart, ketika dia sedang mendengarkan pidato pada Mother’s Day tahun 1909. Dalam benak Sonora muncul keinginan untuk mengadakan hari yang sama bagi para ayah. Sonora sangatlah mengagumi ayahnya, William Jackson Smart. Baginya ayah adalah sosok yang istimewa, sosok yang telah berjuang merawat dia dan kelima saudaranya. Sonora ingin sekali mengatakan kepada ayahnya betapa istimewa dia.
Semenjak itu ia putuskan untuk mengusulkan satu hari yang bertepatan dengan tanggal kelahiran ayahnya, 19 Juni 1910, sebagai hari ayah The Father’s Day. Karena begitu banyaknya dukungan, dari para politisi, negarawan, dan pengacara Amerika: William Jennings Bryan, terhadap Sonora, ide mengkhususkan satu hari untuk menghormati jasa para ayah itu pun menjadi cepat tersebar luas.
Pada perkembangannya selanjutnya, di New York, tahun 1926, dibentuklah sebuah panitia nasional untuk menggolkan The Father’s Day ini. Dan ide ini pun menjadi kenyataan tatkala Resolusi bersama Kongres mengakuinya pada tahun 1956. Kemudian dikukuhkan kembali oleh Presiden Richard Nixon di tahun 1966, dengan mengeluarkan keputusan bahwa, pada hari Minggu ketiga setiap bulan Juni, diperingati sebagai The Father’s Day.
harun dethan, MA. mengatakan
Judul yang bagus: Ayah imam dalam keluarga, ada banyak ayah yang tidak menyadari hal ini, makanya jika kita perhatikan lebih banyak istri yang rajin dalam Ibadah dan lebih banyak wanita yang ibadah jika dibandingkan dengan Pria. Hai para ayah, berhentilah mencari dalil untuk tidak beribadah, karena anda membutuhkan pembelajaran firman Tuhan, barulah menjadi Imam dalam keluarga. http://harunministry.wordpress.com mengapa harus mengalami pembelajaran agar tidak salah menasihati dan memimpin anggota keluarga. Salam kasih Tuhan, Harun Dethan, MA., Penulis dan Motivator Spiritual.