Renungan Minggu, 4 Agustus 2024
Dalam dunia fotografi ada istilah yang dinamakan bokeh. Teknik ini banyak digunakan oleh orang-orang pada zaman ini karena ponsel keluaran terbaru sudah dilengkapi dengan kecerdasan buatan (artificial intelligent) yang sangat memudahkan semua orang menggunakannya. Bokeh sendiri berasal dari bahasa Jepang ‘boke’ yang secara harfiah berarti kabur.
Teknik ini bisa membuat si fotografer memisahkan objek dari latar belakangnya, sehingga hasil yang didapatkan adalah objek itu tampak menjadi sorotan utama, sedangkan latar belakangnya menjadi kabur. Dengan menggunakan teknik ini, si fotografer memang dengan sengaja ingin menyajikan gambar yang benar-benar terfokus pada objek.
Fokus itu penting. Demikian pula dalam kehidupan. Kehilangan fokus akan membuat segalanya tidak terarah dan bisa tersesat. Salah fokus, atau yang biasa disebut salfok, adalah kondisi ketika seseorang luput untuk mengarahkan perhatiannya kepada sebuah tema atau isu tertentu. Perhatiannya teralihkan pada objek lain yang ada di sekitarnya, sehingga ia kehilangan fokus utama.
Misalnya, seorang pekerja yang salah fokus akan bisa membuatnya bertindak korup dan memaklumkan segala kecurangan. Seorang koki yang sedang memasak sambil menonton tayangan sepak bola bisa membuat masakannya rasanya tak karuan. Kekehilangan fokus bisa membuat siapa pun mengalami kerugian hingga kekacauan.
Bacaan Injil kita hari ini bercerita tentang sebuah upaya Yesus untuk membuat orang-orang pada saat menjadi fokus. Teks Injil kali ini sebenarnya adalah lanjutan dari kisah Yesus memberi makan lima ribu orang. Gara-gara kasus itu, mereka kehilangan fokus.
Saat itu orang-orang berbondong-bondong mengikuti Yesus ke mana pun Ia pergi. Tujuannya sederhana: roti. Mereka sudah mengalami makan hingga kenyang, dan itu membuat mereka terbuai. Mereka tidak lagi mencari Yesus karena ingin dekat dan mengasihi-Nya, tetapi karena mereka salfok akan roti yang tersedia.
Yesus tidak ingin itu terjadi. Ia ingin agar mereka memiliki ketulusan dalam mengikuti-Nya. Yesus ingin agar pesan yang Ia berikan dalam peristiwa pemberian makan bagi lima ribu orang itu benar-benar terpahami dan akhirnya teraplikasikan dalam kehidupan mereka. Orang yang mampu mengarahkan hidup kepada Sang Roti Hidup, juga tergerak mengarahkan hidupnya pada dunia dan sesama. (Dian Penuntun Edisi 38).
Bacaan Alkitab:
Nyanyian Jemaat:
- KJ 19:1,2,3
- KJ 26:1-3
- NKB 34
- Mazmur 78:23-29
- KJ 440
- KJ 410: 1-2
Tinggalkan Balasan