Renungan Minggu, 12 September 2021
Ada banyak alasan dan motivasi seseorang dalam mengikut Yesus. Motivasi ini sangat dipengaruhi oleh sudut pandang orang tersebut terhadap Yesus. Pada zaman-Nya begitu banyak orang berbondong-bondong mau mengikuti-Nya. Ke mana pun Yesus pergi, di situ terjadi kerumunan. Orang-orang menantikan karya-Nya yang ajaib. Mukjizat!
Tidaklah mengherankan, melihat pengajaran-Nya yang penuh kuasa disertai dengan tanda dan mukjizat-mukjizat itu kemudian orang menaruh pengharapan yang besar. Ya, inilah mesias yang lama dinantikan. Kalau saja Yesus dapat memulihkan orang-orang dengan kelemahan akut dan permanen, mengusir setan dan melakukan begitu banyak hal-hal luar biasa, maka sangatlah mudah bagi-Nya untuk bangkit melawan kekuasaan yang sedang mengangkangi umat Allah itu. Mesias politis!
Pengharapan ini rupanya telah berurat-akar, bahkan menembus juga orang-orang terdekat Yesus. Murid-murid utama-Nya. Tak luput, mereka juga punya pengharapan yang tidak jauh berbeda dari teman-teman sebangsanya. Itulah setidaknya pendapat yang disuarakan Petrus, Maka dalam sudut pandang pengharapan seperti ini, adalah hal mustahil kalau Mesias itu harus menderita dan mati dengan sadis. Mesias bukan seperti itu.
Ada sudut pandang berbeda antara para murid, dalam hal ini diwakili Petrus dengan Yesus. Pertanyaan Yesus, “Tetapi, apa katamu, siapakah Aku ini?” dijawab dengan terminology “Mesias” namun dengan pengertian berbeda. Jawaban Petrus sarat dengan kepentingan untuk menjadikan Yesus sebagai Mesias versinya. Itu berarti menaruh ambisi dan keinginan supaya Yesus mau mewujudkannya. Alih-alih Yesus mengikuti keinginan itu, la menghardiknya. Petrus (dan para pengikut yang lainnya), harus minggir dan berada di belakang-Nya. Berada di belakang berarti menjadi pengikut yang benar.
Bukan hanya Petrus dan teman-temannya yang punya keinginan menjadikan Yesus sebagai Tuhan yang mampu dan harus memenuhi ambisi. Banyak umat Tuhan, bahkan termasuk kita juga punya kecenderungan seperti itu. Tema hari ini mengajak kita untuk berani menjawab dengan jujur pertanyaan Yesus, “Tetapi, apa katamu, siapakah Aku ini? Dan berani serta mau dikoreksi ketika jawaban itu mencerminkan ambisi diri sendiri. (Dian Penuntun Edisi 32).
Bacaan Alkitab:
Nyanyian Jemaat:
- PKJ 55:1-2
- Mazmur 116:1-9
- PKJ 187:1&3
- KJ 443:1-2
- PKJ 271:1-2
- KJ 376:1-2
Tinggalkan Balasan