Renungan Minggu, 11 Maret 2018 – Pra Paskah IV
Minggu Pra Paskah IV ini makin membawa kita masuk ke dalam kehidupan Yesus. Ia memberi perhatian khusus pada dunia yang dihadiri-Nya dan berkarya di dalamnya. Ini juga yang menjadi penghayatan kita pada pra paskah ini, hadir dalam dunia dan berkarya di dalamnya.
Dunia seperti apa yang sebenarnya sedang kita tinggali ini? Kita sedang berada di tengah-tengah budaya kematian. Paus Yohanes Paulus II, pernah menyampaikan tentang budaya kematian ini. Budaya kematian dapat dirumuskan sebagai apa saja yang berlawanan dengan kehidupan sendiri, melanggar keutuhan pribadi manusia, dan apapun yang melukai martabat manusia. Budaya kematian ini, dalam konsekuensinya yang paling tegas, mencoreng peradaban manusiawi dan bertentangan dengan kemuliaan Sang Pencipta.
Sedangkan jalan kekristenan menawarkan sesuatu yang sama sekali berbeda. Jalan kehidupan. Kasih, pengampunan, keadilan, perdamaian, dan keutuhan ciptaan. Ini membuat dunia, manusia dan ciptaan lain tetap hidup dan berarti. Ini yang ditawarkan Allah melalui anugerah-Nya bagi kita. Sesuatu yang tidak dapat diraih dan diperjuangkan sendiri oleh manusia, maka Allah menawarkannya.
Allah tidak menginginkan manusia tersesat, hancur, mati, dan binasa. Ia menunjukkan kasih setia-Nya yang besar melalui anak-Nya yang tunggal Tuhan Yesus Kristus, supaya manusia beroleh hidup. Allah melakukannya bagi kita dan berharap setiap umat beriman ikut menjadi mitra Allah mewujudkan kehidupan. Inilah misi Allah bagi dunia, dan akhirnya juga menjadi misi kita: gereja maupun sebagai pribadi.
Bacaan leksionari menolong kita untuk memahami bagaimana cara Allah menyatakan anugerah-Nya yang menyelamatkan manusia berdosa dari kematian dan kebinasaan. Dengan demikian kita belajar hidup dalam jalan Allah yang memberi kehidupan. (Dian Penuntun Edisi 25).
Bacaan Alkitab:
Nyanyian Jemaat:
- PKJ 1:1-3
- NKB 178:1,2,4
- KJ 361:1,2,4
- PPK 58:1,3
- NKB 134
- NKB 211:1-3
Tinggalkan Balasan