Renungan Minggu, 30 Januari 2011
Tidak dapat disangkal bahwa masalah kemiskinan, penegakan hukum, korupsi, tindak kekerasan, dan penindasan (yang kuat, mayoritas dan berkuasa, menindas yang lemah), adalah kenyataan yang benar-benar ada di sekitar kita. Bukankah pernyataan seperti pengganguran yang meningkat, angka kemiskinan yang bertambah, kehidupan ekonomi yang semakin sulit, sering terdengar di telinga kita atau keluar dari mulut kita.
Istilah ”belum memenuhi rasa keadilan masyarakat”, atau ungkapan ”hukum tumpul ke atas, tetapi tajam ke bawah”, apakah bukan suara-suara yang menunjukkan bahwa hukum belum diberlakukan secara adil kepada semua orang. Hal-hal yang disebutkan di atas bukan hanya merupakan berita di media, melainkan kenyataan yang sangat dekat dengan kita, bahkan mungkin kita pun pernah atau sedang mengalaminya, baik sebagai korban atau barangkali sebagai pelakunya. Bukankah korupsi sangat dekat dengan kita? Barangkali itu terjadi di lingkungan kerja kita, dan semua rekan kerja melakukannya, bagaimana dengan kita? Tentang penindasan terhadap sesama, apakah kita tidak pernah melakukannya? Ini bisa kita lihat dari sikap kita terhadap istri, suami, anak, pembantu, atau karyawan kita. Semoga kita tidak melakukannya. Karena, jikalau kita melakukannya, kita berada pada posisi atau pihak yang tidak sama dengan Tuhan; kita berseberangan, berhadap-hadapan bahkan berlawanan denganNya.
Sikap Tuhan sangat jelas. Ia sangat peduli dan nyata-nyata memilih berada di pihak orang-orang yang lemah dan tertindas. Karena itu, Ia menghendaki umatNya berlaku adil dan benar, tidak berlaku jahat dan menindas orang-orang lemah dan tidak berdaya.
Tinggalkan Balasan