Renungan Minggu, 16 Januari 2022
Dalam kondisi kehidupan yang baik-baik saja dan sejahtera, memang lebih mudah untuk melihat tanda-tanda karya penyelamatan Allah. Misalnya, saat kita sehat sentosa, keluarga hidup dalam damai sejahtera, dan karir terus meningkat pesat. Dengan cepat kita akan memaknai semua bentuk kesejahteraan itu sebagai karya penyelamatan yang Allah nyatakan dalam hidup kita. Pada saat itu, karya penyelamatan Allah tidak akan menjadi hal yang kita pertanyakan, melainkan menjadi keyakinan dan kepercayaan kita sepenuhnya.
Namun, bagaimana jika kenyataan hidup kita menunjukkan sebaliknya? Saat kita sakit menahun bahkan kondisi kian menurun, keluarga hidup dalam kekuatiran akan pemenuhan hidup sehari-hari, karir berantakan dan kondisi perekonomian keluarga memprihatinkan. Pada saat itu, karya penyelamatan Allah bisa menjadi samar dan tak kelihatan. Sulit bagi kita untuk memaknai karya penyelamatan Allah dalam berbagai kesulitan dan penderitaan. Tak jarang, kita justru mempertanyakan apakah Allah masih berkarya atau tidak.
Dari awal hingga akhir, Alkitab mencatat kesaksian-kesaksian tentang karya penyelamatan Allah dalam sejarah kehidupan ciptaan-Nya. Kesaksian AIkitab selalu konsisten untuk menunjukkan bahwa Allah tidak pernah berhenti menyelamatkan. Karya penyelamatan Allah telah dimulai sejak masa lampau, sampai hari ini, dan terus hingga di masa depan. Secara khusus dalam bacaan leksionari hari ini, kita akan melihat bagaimana Allah terus berkarya bahkan di saat kehidupan sedang suram dan sarat derita.
Dengan menghayati bahwa Allah tidak berhenti berkarya menyatakan karya penyelamatan, kita menolak untuk menjalani hidup dalam keputusasaan. Keyakinan pada Allah yang terus berkarya, memampukan kita untuk melanjutkan perjuangan dengan penuh pengharapan. Karena Allah terus berkarya, kita juga akan menjalani hidup dengan penuh percaya.. (Dian Penuntun Edisi 33).
Bacaan Alkitab:
Nyanyian Jemaat:
- PKJ 7:1,3
- NKB 13:1,4
- PKJ 19:1-2
- Mazmur 36:5-10
- NKB 208:1,3
- PKJ 140:1,2
Tinggalkan Balasan