Renungan Minggu, 12 Agustus 2012
Dalam pembacaan Leksionari pertama dikisahkan keadaan Elia yang sedang dalam keputusasaan. Hal ini disebabkan bukan saja karena kemarahan Izebel terhadap dirinya yang telah menyembelih 450 nabi-nabi palsu, tetapi adanya ancaman dari Izebel yang akan membunuhnya. Keputusasaan Elia, nampak selalu melalui perkataannya: ”Cukuplah itu! Sekarang, ya TUHAN, ambillah nyawaku, sebab aku ini tidak lebih baik dari pada nenek moyangku.” (I Raja-raja 19:3).
Padahal beberapa saat sebelumnya ia tampil dengan percaya diri, ia mampu mengalahkan 40 nabi baal dengan menurunkan api dari langit yang menyambar mezbah di Gunung Karmel , kemudian ia membunuh nabi-nabi tersebut. Bukan itu saja ia juga telah mengalami dan menyaksikan perkara-perkara ajaib yang dilakukan Allah melalui dirinya. mulai dari kemarau panjang melalui nubuatan Elia, burung gagak yang membawa makanan untuk Elia di Sungai Kerit, tepung dan minyak janda Sarfat yang tidak habis-habis, anak janda Sarfat dihidupkan kembali dan hujan yang turun setelah musim kemarau panjang oleh karena doa Elia. Tetapi semua perkara ajaib yang dilakukan tidak membuat Elia tegar dalam menghadapi ancaman Izebel. Elia begitu ketakutan dan melarikan diri sejauh-jauhnya agar tidak dapat ditemukan oleh Izebel dan orang-orangnya hingga sampai pada titik bahwa dia merasa lebih baik dia mati saja (I Raja-raja 19:4).
Dalam keadaan yang berat, seorang malaikat hadir menyediakan makanan bagi Elia (ayat 5), kemudian malaikat, yang di dalam kisah disebutkan dua kali. memiliki arti menarik untuk diperhatikan. Kehadirannya yang pertama menunjukkan pemeliharaan Tuhan terhadap Elia. Di tengah padang gurun, dan di tengah ketiadaan upaya apapun untuk hidup, Tuhan menyediakan makanan yang dibutuhkan tubuh Elia. Kehadiran Tuhan yeng kedua kalinya (ayat 7) menunjukkan bahwa yang hadir dan memelihara Elia bukanlah pribadi biasa. Dalam Perjanjian Lama ‘Malaikat Tuhan’ adalah Tuhan sendiri. Ia bukan pribadi yang dingin, tanpa perasaan, tanpa rasa iba dan berbelaskasihan. Tetapi sesungguhnya Ia adalah pribadi yang penuh perhatian, disamping juga memiliki kuasa mutlak untuk memerintahkan Elia melanjutkan perjalanan hidupnya.
Tuhan menolong kita dalam menghadapi kesulitan hidup.
Tinggalkan Balasan