Renungan Minggu, 24 Juli 2011 Socrates adalah seorang filsuf yang sangat dihormati pada zamannya. Ia mempunyai istri yang bersifat culas. Suatu hari ketika Socrates sedang berbincang dengan beberapa murid, sang istri terus mengomel dan memarahi Socrates. Ia tidak mempedulikannya. Karena tidak dipedulikan, istri Socrates mengambil semangkuk air, lalu menyiramkannya ke wajah Socrates. Para murid terkesima […]
Sabar dan Berpengharapan dalam Menjalani Kehidupan
Renungan Minggu, 17 Juli 2011 Sabar adalah sikap tenang, tidak terburu nafsu, dan tekun dalam menghadapi segala macam situasi. Kesabaran juga merupakan sikap untuk tetap berpegang teguh pada keyakinan. Kesabaran akan teruji oleh situasi di sekitarnya. Kesabaran umat Israel saat di Babilonia diuji oleh adanya allah-allah lain di sekitar mereka. Allah-alah lain itu memberikan tawaran-tawaran […]
Jangan Hanya Mau Enaknya Sendiri
Renungan Minggu, 26 Juni 2011 Secara umum, setiap orang tentu menginginkan kebenaran dinyatakan. Tetapi, ketika sebuah kebenaran diungkapkan tidak jarang ada orang yang disakiti, disudutkan dan dikhianati. Memang, ada berbagai motif di balik pengungkapan suatu kebenaran. Salah satunya adalah motif dilakukannya reformasi moral, perubahan dan perbaikan. Kecenderungan untuk hidup mengikuti keinginan sendiri dan memuaskannya terasa […]
KJ 472 – Haleluya, Haleluya
KJ 472 – Haleluya, Haleluya
Allah yang Terus Berkarya Bagi UmatNya
Renungan Minggu, 19 Juni 2011 Minggu ini dirayakan sebagai Minggu Trinitas (Trinitatis) Pertama Sesudah Pentakosta. Sesuai dengan namanya, dalam minggu ini hendak diungkapkan kepercayaan Kristiani mengenai pribadi Allah: sebagai Allah Bapa, Sang Pencipta dan Pemelihara, Allah Anak Yesus Kristus, Sang Penyelamat dan Penebus, dan Allah Roh Kudus, Sang Penghibur dan Pembaharu Ciptaan. Pro-kontra tentang doktrin […]
Tidak Diutus dengan Tangan Hampa
Renungan Minggu, 12 Juni 2011 Orang yang diutus untuk melakukan sesuatu, tentu akan dibekali dengan perlengkapan yang cukup. Tindakan pengutusan, tanpa disertai pembekalan yang cukup, bisa dimaknai sebagai tindakan yang gegabah (kurang perhitungan). Tindakan itu bisa berorientasi kepada keuntungan, namun akan menyengsarakan orang lain. Penuh perhitungan, tapi karena tidak mau rugi, maka membiarkan orang yang […]