-
Pdt. Harianto Suryadi, M. Th.
Harianto Suryadi bernama asli Kwee Nan Kian, merupakan anak kedua dari enam bersaudara. Beliau lahir di Jakarta pada tanggal 25 November 1959 dari pasangan Kwee Hie Bun/ Saribun Suryadi dan Tjioe Kiok Siang/Setiawati (almh.) Beliau bukan berasal dari keluarga Kristen. Namun ketika Harianto kecil duduk di kelas 6 SD, beliau memiliki kerinduan untuk mengikuti Sekolah Minggu di GKI Bungur, Jalan Bungur Besar 84 Jakarta. Kerinduan ini muncul ketika melihat kesaksian hidup keluarga pamannya yang merupakan aktifis gereja. Mereka bukan hanya aktif di pelayanan, namun juga hidupnya sangat saleh.
Dari kecil hingga remaja, Harianto rajin mengikuti Sekolah Minggu hingga kebaktian remaja. Namun pengalaman perjumpaannya dengan Tuhan untuk pertama kali terjadi saat beliau mengikuti Retreat ke-4 Komisi Pemuda GKI Bungur. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada tanggal 3-5 September 1978 di Tugu Puncak. Tanggal 5 September 1978 merupakan hari kelahiran baru pemuda Harianto sebagai seorang pengikut Kristus.
Sejak saat itu beliau belajar untuk menjalani hidup yang baru, sesuai dengan tema retreat waktu itu, “Hidupku Bukannya Aku Lagi”. Beliau pun mulai mengikuti berbagai aktivitas gereja, antara lain: Paduan Suara, menjadi Guru Sekolah Minggu, memimpin PA, Pekabaran Injil Pribadi dan lain sebagainya. Pada tahun 1979 di GKI Gloria Pinangsia, diadakan Kebaktian Kebangunan Rohani dengan tema:”Kasih Allah” yang dipimpin oleh Pdt. Stephen Tong. Pada kesempatan itu Harianto muda mempersembahkan dirinya siap dididik di Sekolah Tinggi Teologi (STT). Dorongan itu muncul karena beliau telah merasakan anugerah Tuhan yang begitu besar kepada dirinya.
Sebagai anak laki-laki tertua dari keluarga yang sederhana, Harianto muda harus ikut menunjang ekonomi keluarga. Ada kekhawatiran di dalam hatinya untuk mendapatkan izin dari orang tuanya untuk masuk STT. Maka setelah lulus SMEA tahun 1979 beliau mengurungkan janjinya. Beliau bekerja di PT Sinar Tunas (anak perusahaan PT Sosro) selama 1,5 tahun. Selama masa ‘pelarian dari panggilan Tuhan’ tersebut beliau merasa kehilangan damai sejahtera. Akhirnya pada tahun 1981 beliau kembali membulatkan tekad untuk mendaftar di Seminari Alkitab Asia Tenggara (SAAT) Malang. Beliau lulus pada tahun 1985.
Pdt. Harianto menjalani masa praktek pelayanan selama 1 tahun (1985-1986) di gereja asal, (GKI Bungur), dan selanjutnya dipanggil menjadi pengerja GKI Bungur. Setelah melewati proses kepengerjaan yang berlaku di Klasis Priangan dan sesuai tata Gereja GKI Jabar, selanjutnya beliau diteguhkan sebagai Tua-Tua Khusus (TTK/Calon Pendeta) pada tanggal 15 Mei 1988. Kurang lebih empat tahun kemudian, tepatnya pada tanggal 29 Juni 1992, beliau ditahbiskan sebagai pendeta GKI.
Satu hari setelah pentahbisan terjadi peristiwa kebakaran rumah pastorinya. Ternyata melalui peristiwa tersebut Tuhan memberikan visi-Nya untuk membuka pelayanan di Harapan Indah. Setelah kehidupan kembali normal pasca kebakaran, bersama beberapa anggota PI GKI Bungur beliau merintis pelayanan di Harapan Indah. Pada tanggal 18 Oktober 1999 Pdt. Harianto diteguhkan sebagai pendeta pertama di GKI harapan Indah. Bersamaan dengan itu berakhir pula pelayanannya di GKI Bungur.
Tuhan maha baik. Ia memberikan Jenny Atmaja, seorang istri yang baik dan setia, sebagai pendamping hidup Pdt. Harianto. Mereka menikah pada tanggal 9 Juli 1988. Pasangan yang sangat serasi ini telah dikaruniai dua orang anak, dua orang menantu dan tiga orang cucu: Devi Rachelia + Jurvian (menantu), Melody Evarista Feodora + Vionetta Adriella Thea (cucu) dan Timothy Josua + Elisabeth Sukanta (menantu) + Caleb Pniel Benaya Suryadi (cucu).
Bersyukur pada Tuhan, saat ini Pdt. Harianto sudah melayani selama 30 tahun di GKI Harapan Indah. Pada tanggal 25 November 2024 yang akan datang, beliau akan memasuki masa emiritasi sekaligus bertepatan dengan ulang tahun beliau yang ke-65.
-
Pdt. Hendy Suwandi
Pdt. Hendy Suwandi (管賜恩/Kwan Se En) lahir di Semarang tanggal 18 November 1973. Sebagai anak kedua dan putra pertama dari pasangan Bp. Hendro Soewandi /Kwan Miau Tjhang (alm.) dan Ibu Lani Soesiawati/Kwan Lan Yin (almh.), beliau memiliki seorang kakak perempuan bernama Yenny Suwandi dan seorang adik lakilaki bernama Fendy Suwandi.
Pada tahun 1976 orang tua Pdt. Hendy pindah ke sebuah kota kecamatan di Ambarawa. Hendy kecil pun masuk TK Katolik Virgo Maria Ambarawa dan melanjutkan Sekolah Dasar di Yayasan sekolah yang sama. Beliau juga aktif melayani kebaktian Sekolah Minggu di Gereja Pantekosta Ambarawa. Pilihan tempat beribadah tersebut karena alasan jarak gereja yang dekat dengan rumah. Sementara ayahnya adalah anggota GKI Stadion Semarang. Beliau mendorong Hendy kecil untuk ikut Kebaktian Anak di GKI Ambarawa. Maka sejak awal tahun 1984 Hendy yang hobby bermain alat musik dan bersepeda, bergabung di GKI Ambarawa.
Saat studi di SMP Katolik Pangudi Luhur Ambarawa, Hendy remaja mengikuti kelas katekisasi dan dibaptis oleh Pdt. (alm.) Kwee Tjao Kok di GKI Ambarawa. Beliau pernah mengalami kesembuhan yang ajaib dari Tuhan. Hal ini menjadi salah satu alasan beliau menyerahkan diri menjadi hamba Tuhan pada tahun 1988. Setelah itu beliau pindah ke Semarang untuk melanjutkan studi di SMA Kristen Masehi 1 Semarang. Pada masa inilah beliau aktif melayani di GKI Stadion Bajem Gondomono Semarang (kini: GKI Gondomono Semarang). Hendy sempat mendapat julukan “pendeta” dari teman-temannya karena kiprahnya dalam melayani baik dalam kegiatan kerohanian di sekolah maupun di gereja.
Pada tahun 1991 Hendy muda mendaftar di Seminari Alkitab Asia Tenggara (SAAT) Malang. Pada tahun pertama studinya beliau ditugaskan melayani sebagai guru pembimbing Kelas Tunas Remaja Gereja Kristen Kalam Kudus Pos PI Kotalama Malang. Pada tahun berikutnya, setiap hari Minggu beliau ikut melayani di Gereja Kristen Kalam Kudus Semeru, Malang. Sebelum melayani di GKI Harapan Indah, beliau sempat bertugas di GKI Jatinegara selama kurang lebih 11 tahun hingga 25 Desember 2014. Barulah per 1 Januari 2015, beliau sekeluarga melayani di GKI Harapan Indah. Pdt. Hendy diteguhkan sebagai pendeta GKI dengan basis pelayanan di GKI Harapan indah Bekasi pada tanggal 24 Juli 2017.
Hendy muda menyelesaikan masa Kuliah Kerja Nyata selama dua bulan di beberapa gereja. Diantaranya di Gereja Kristus Ketapang Pos PI Bojong Indah, Cengkareng, Jakarta (Juni – Juli 1993), Gereja Kristen Abdiel (GKA) Immanuel Malang (Agustus 1993 – Mei 1994), dan Gereja Kristen Abdiel Gloria I, Surabaya (24 Mei – 23 Juli 1994). Sedangkan untuk masa praktek pelayanan satu tahun beliau mendapat tugas di Gereja Kristen Baptis Jakarta Fuk Im Thang, Palembang.
Karena tidak bisa melanjutkan studi di SAAT Malang, Pdt. Hendy kembali ke GKI Stadion Semarang dan melayani di sana selama kurang lebih satu tahun. Beliau juga sempat bekerja di Nafiri Allah Terakhir (NAT) Surabaya.
Kemudian Pdt. Hendy melanjutkan kuliah di Sekolah Tinggi Teologia Injili Abdi Allah (STT-IAA) di Pacet, Mojokerto. Selama kuliah beliau ditugaskan untuk merintis Pos PI di Trawas, Mojokerto. Selanjutnya beliau melayani di Gereja Kristen Abdiel Immanuel Lawang (Januari – Mei 1997).
Setelah mengakhiri masa praktek satu tahun di GKI Stadion Semarang (Juli 1997-Juni 1998), Pdt. Hendy menikah dengan Iwan Wati Chandra pada tanggal 16 Agustus 1998. Pdt. Hendy melayani di GKI Jatinegara sejak tanggal 6 September 1998. Beliau bergabung dengan istrinya yang sudah terlebih dulu melayani di sana enam bulan sebelumnya. Setelah kelahiran Mishael Hentawan Suwandi, anak laki-laki pertamanya (Jakarta, 9 Juli 1999), beliau ditugaskan untuk melayani di GKI Jatinegara Pos KPK Bintara, Bekasi (Kini: GKI Jatinegara Bakal Jemaat Bintara, Bekasi). Putra kedua lahir pada tanggal 16 Agustus 2002 dan diberi nama Ezra Hentawan Suwandi.
Pdt. Hendy menyelesaikan pendidikan teologi di Sekolah Tinggi Teologi IMAN (STT-IMAN), Kebayoran Baru, Jakarta dan diwisuda pada tanggal 10 September 2005. Mulai awal November 2005, Pdt. Hendy kembali melayani di GKI Jatinegara. Setelah diteguhkan sebagai Penatua, beberapa tahun kemudian beliau ditahbiskan sebagai pendeta GKI dengan basis pelayanan di GKI Jatinegara. Walau sejak bulan Juli 2014 beliau sekeluarga sudah tinggal di Kota Harapan Indah, Bekasi, namun Pdt. Hendy dan istri tetap melayani di GKI Jatinegara hingga 25 Desember 2014. Namun sejak tanggal 1 Januari 2015, beliau sekeluarga melayani di GKI Harapan Indah. Pdt. Hendy diteguhkan sebagai pendeta GKI dengan basis pelayanan di GKI Harapan Indah Bekasi pada tanggal 24 Juli 2017.
-
Ev. Lantina Sentosa, M. Th.
Bergabung di GKI Harapan Indah awal Juni 2009, Ev. Lantina diberikan tanggung jawab sebagai Pembina Komisi Wanita dan Komisi Anak. Perjalanan pelayanannya tidaklah singkat. Sebelum bergabung di GKI Harapan Indah beliau sudah melayani di beberapa tempat. Ev. Lantina adalah putri keempat dari enam bersaudara yang lahir di Jakarta pada tanggal 8 November 1965. Mereka mengenal nama Yesus dari salah seorang kakaknya yang sudah menerima Tuhan Yesus terlebih dahulu. Kemudian Ev. Lantina mengikuti jejak sang kakak, bertobat dan dibaptis tahun 1987 di Gereja Santapan Rohani Indonesia (GSRI).
Tak lama kemudian salah satu adik beliau juga menerima Yesus. Sang mama, Ibu Sawati Sandjaya, saat itu sebenarnya sudah percaya Yesus. Namun karena ketaatannya pada suami tercinta, beliau belum bersedia dibaptis. Sejak mengenal Yesus, Ibu Sawati Sandjaya menjadi pendoa syafaat bagi keluarganya. Karena kekuatan doa sang mama pula, satu persatu anggota keluarga Ev. Lantina dimenangkan. Bahkan papa tercinta, Bapak Karya Sentosa, menerima Tuhan Yesus sesaat sebelum ajal menjemput.
Setelah dibaptis, Ev. Lantina mulai terlibat dalam berbagai pelayanan. Mulai dari melayani di Sekolah Minggu, menjadi pengurus gereja, hingga terlibat dalam pekabaran Injil baik di rumah-rumah sakit maupaun di daerah-daerah terpencil. Pada tahun 1984 Ev. Lantina lulus dari Sekolah Pendidikan Guru (SPG) Santa Maria. Kemudian beliau kuliah di ABA Jakarta. Pada saat yang sama beliau juga mengajar di sebuah Sekolah Dasar. Setelah delapan tahun mengajar, tahun 1992 beliau melanjutkan studi ke sekolah teologia di STTRII (Sekolah Tinggi Teologi Reformed Injili Internasional).
Selama bertahun-tahun terlibat dalam pelayanan Ev. Lantina makin mendalami pelayanannya serta memahami kebutuhan gereja. Beliau pun terpanggil untuk menjadi hamba Tuhan penuh waktu. Terdorong untuk terus belajar dan mengembangkan diri, kembali beliau melanjutkan studi S2 bidang teologia di Seminari Alkitab Asia Tenggara Malang dan lulus pada tahun 2009.
Ev. Lantina mendasarkan pelayanannya pada firman Tuhan yang terdapat dalam Yohanes 15:16, “Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Aku telah menetapkan kamu supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam namaKu, diberikan-Nya kepadamu.” Beliau percaya bahwa keselamatan dalam Kristus adalah anugerah dan bahwa setiap orang Kristen diberikan pekerjaan baik oleh Tuhan untuk menghasilkan buah yang kekal.
Keyakinan ini yang membuat Ev. Lantina fokus untuk mengajar dan memfasilitasi jemaat agar dapat mengaktualisasikan diri secara maksimal sebagai orang percaya yang berbuah. Harapan beliau, umat Tuhan semakin hari semakin sadar akan pekerjaan baik yang sudah Tuhan titipkan kepada mereka dan mereka bersedia untuk melakukannya sehingga umat Tuhan bisa menjadi berkat bagi keluarga, gereja dan dunia.
-
Ev. Epafroditus Cahya Tantama
Ev. Epafroditus Cahya Tantama lahir pada tanggal 19 Juli 1989 di Surakarta, Jawa Tengah. Terlahir sebagai anak ke dua dari empat bersaudara, putra satu-satunya dari pasangan Bp. Yonathan Tantama dan Ibu Ruth Endang Untari, beliau memiliki satu kakak perempuan dan dua orang adik perempuan.
Karena alasan penempatan pekerjaan dari kedua orangtuanya, Ev. Cahya pernah mencicipi tinggal di kota Kudus, Jawa Tengah selama ± 5 tahun. Namun saat duduk di kelas 1 SD keluarganya kembali ke Solo dan menetap di sana. Beliau melanjutkan pendidikan kelas 2-6 di Sekolah Dasar Kristen Kalam Kudus, tahun 1996-2001. Kemudian beliau melanjutkan sekolahnya di SMP Katolik Pangudi Luhur Bintang Laut tahun 2001-2004 dan SMA Regina Pacis Ursulin tahun 2004-2007.
Bergereja di GKI Coyudan Solo dan lahir di tengah keluarga Kristen membuat Ev. Cahya dididik untuk aktif dalam kegiatan dan pelayanan gerejawi. Saat Sekolah Minggu beliau aktif terlibat dalam
vocal group dan drama Natal maupun Paskah. Pada waktu duduk di bangku SMP-SMA beliau sudah diberi tanggung jawab untuk menjadi pengurus remaja di salah satu Pos Jemaat milik GKI Coyudan serta aktif di dalam paduan suara. Di sekolah, meskipun beliau beragama kristen, beliau dipilih sebagai sie kerohanian dengan tugas memimpin renungan pagi atau menyiapkan doa syafaat pada waktu misa sekolah.Kegiatan pelayanan yang banyak saat duduk di bangku SMA membuat Ev. Cahya menggumulkan panggilan untuk menjadi hamba Tuhan. Panggilan ini makin menguat saat beliau kelas 2 SMA. Untuk menguji apakah benar panggilan Tuhan atau bukan, saat kelas 3 SMA beliau memutuskan untuk mengikuti Camp Pemuda di Seminari Alkitab Asia Tenggara (SAAT), Malang pada tahun 2006. Di Camp Pemuda itulah beliau merasa Tuhan meneguhkan panggilan-Nya. Akhirnya beliau memutuskan untuk menjalani panggilan Tuhan dan memperlengkapi diri dengan mengambil program S.Th di SAAT, Malang angkatan 2007.
Di SAAT beliau tidak hanya memperoleh pengetahuan secara kognitif melainkan juga kesempatan untuk melakukan pelayanan Gerejawi. Beberapa Gereja yang pernah beliau layani, baik sebagai tugas pelayanan weekend (akhir pekan), PKL (Praktek Kerja Lapangan) 2 bulan maupun PKL 1 tahun antara lain: (a) pelayanan weekend: GKKK Kemirigede, Kesamben; GKI Darmo Satelit, Surabaya. (b) PKL 2 bulan: GKI Gejayan, Yogyakarta; GKI Karangsaru, Semarang; GKY Puri Indah, Jakarta Barat. (c) PKL 1 tahun: GKY Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Setelah lulus tahun 2013, Ev. Cahya diberi kesempatan untuk melayani di Gereja Kristen Kalam Kudus (GKKK) Medan selama 5 tahun, dari tahun 2013- 2018. Pelayanan yang dipercayakan mencakup pelayanan Sekolah, sebagai Guru Pendidikan Agama Kristen kelas 8, serta pelayanan Gereja sebagai penginjil dan pembina remaja-pemuda serta koordinator bidang ibadah Gerejawi.
Pada tahun 2013-2015, Ev. Cahya mendapatkan kepercayaan untuk merintis sebuah pelayanan milik Kalam Kudus, Bright Community Service (BCS). BCS adalah suatu pelayanan Gerejawi yang bertempat di lingkungan marketplace, di luar gedung Gereja konvensional, dengan nuansa ibadah kaum muda. Di Jakarta BCS bertempat di Central Park, sedangkan di Medan, BCS dilaksanakan di auditorium Murni Teguh Memorial Hospital. Melalui pelayanan pelawatan serta ibadah raya hari Minggu, BCS diharapkan bisa menjangkau mahasiswa dan menjadi berkat bagi para pasien yang sedang dirawat di Rumah Sakit tersebut.
Selama melayani di Medan, rupanya Tuhan tengah mempersiapkan seorang pendamping untuk menemani beliau seumur hidupnya. Tuhan mempertemukan beliau dengan Lestari, seorang pemudi dari kota Pematang Siantar yang lahir di Kediri, 12 April 1993. Setelah berpacaran selama ± 4 tahun, mereka kemudian berkomitmen untuk membangun bahtera rumah tangga. Mereka mengikat perjanjian di hadapan Tuhan sebagai suami-istri pada tanggal 2 Desember 2017. Ibadah peneguhan dan pemberkatan pernikahan kudus dilaksanakan di GKKK Medan. Saat ini keluarga Ev. Cahya telah dikaruniai seorang putri cantik bernama Aletheia Caithlyn Tantama yang kini telah berusia 4 tahun dan bersekolah di Penabur Harapan Indah Kelas TK A.
Setelah selesai masa pelayanan di GKKK Medan selama 5 tahun dan di SKKK Medan tahun 2018, Ev. Cahya rindu untuk kembali melayani di lingkungan Gereja Kristen Indonesia. Suatu hari salah seorang teman beliau yang sudah terlebih dulu melayani di GKI datang berkunjung. Ternyata melalui kunjungan tersebut, terbuka jalan bagi Ev. Cahya untuk berkenalan dengan GKI Harapan Indah.
Setelah melalui berbagai proses, akhirnya sejak tanggal 25 Maret 2018 Ev. Cahya resmi menjadi pengerja di GKI Harapan Indah, secara khusus di Pos Symphony. Untuk saat ini beliau bertugas menjadi pembina remaja-pemuda Pos Symphony.
Pada tahun 2021 Ev. Cahya diberi kesempatan untuk melanjutkan jenjang pendidikan S2 di bidang Filsafat Theologia di Sekolah Tinggi Filsafat Theologi Jakarta (STFT Jakarta). Kesempatan ini tidak disiasiakan. Dengan penuh semangat Ev. Cahya menyelesaikannya dalam waktu yang cukup singkat. Beliau diwisuda pada tanggal 23 September 2023 dan berhak menyandang gelar M.Th.
Saat ini Ev. Cahya sedang mengikuti Bina Kader Pendeta GKI yang diselenggarakan oleh BPMSW. Diharapkan kedepannya Ev. Cahya bisa meraih cita-citanya menjadi Pendeta GKI dan bisa melayani lebih luas lagi berkat pendidikan yang telah dijalaninya.
Dalam pelayanannya, Ev. Cahya selalu mengingat Firman Tuhan yang menjadi ayat favoritnya, Pengkhotbah 9:10 “Apapun yang dapat dikerjakan tanganmu, kerjakanlah dengan sekuat tenaga. Sebab, tak ada pekerjaan, pertimbangan, pengetahuan dan hikmat dalam dunia orang mati, kemana engkau akan pergi.” Juga Filipi 4:13 “Segala hal dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.
-
Ev. Jonatan Dwiputra
Ev. Jonatan Dwiputra (Bun Men Siung) lahir dan besar di Pangkalpinang. Putra kedua dari pasangan Bp. Sujono Burianto (Bun Kong Kiat) dan Ibu Sunarti (Bun Mie Chian) ini lahir pada tanggal 4 juni 1992. Beliau memiliki seorang kakak laki-laki bernama Niko Pratama (Bun Men An) dan seorang adik laki-laki bernama Yoel Triwandana (Bun Men Phing).
Jonatan menempuh pendidikan dari TK-SMP di sekolah Khatolik Budi Mulia. Kemudian beliau melanjutkan jenjang SMA di sekolah Khatolik St. Yosef Pangkalpinang. Di sekolah inilah bakat olah raga Jonatan mulai terasah, khususnya dalam cabang bulu tangkis. Beliau pun bercita-cita menjadi atlet bulutangkis. Tak heran beliau menjadi langganan juara mulai tingkat sekolah hingga pernah mewakili Provinsi Bangka Belitung di kejuaraan tingkat nasional.
Dalam bidang kerohanian, Jonatan muda bertumbuh dan aktif di gerejanya, Gepekris Pangkalpinang. Beliau aktif dalam pelayanan sejak masih di Sekolah Minggu, hingga bertumbuh dalam Kelompok Tumbuh Bersama (KTB) di Komisi Pemuda. Saat menginjak bangku SMA Jonatan terpanggil untuk menjadi hamba Tuhan. Beliau pun menggumulkan panggilan tersebut dalam doa dan sharing bersama beberapa hamba Tuhan sebelum akhirnya memantapkan hati menjawab panggilan Tuhan. Hati yang berkobar-kobar untuk terus melayani Tuhan dan membagikan Injil Yesus Kristus bagi orang lain menjadi modal awal untuk menjalani panggilannya sebagai hamba Tuhan penuh waktu.
Setelah lulus SMA tahun 2010 Jonatan pun memutuskan untuk mendaftar ke Seminari Alkitab Asia Tenggara (SAAT) di Malang. Di tempat inilah selama 4,5 tahun beliau dididik dan dibentuk menjadi seorang hamba Tuhan dan menyerahkan diri secara total untuk melayani Tuhan. Pada tanggal 13 Juli 2012 Ev. Jonatan dan Ev. Vici memutuskan untuk menjalin hubungan yang lebih serius dan mereka menikah pada tanggal 8 September 2018.
Tahun 2012 Ev. Jonatan praktek melayani selama 2 bulan di GKKAI Sidoarjo. Baginya ini adalah pelayanan yang paling berkesan karena ini adalah praktek pelayanan pertama sebagai seorang hamba Tuhan. Bersyukur beliau dipertemukan dengan hamba-hamba Tuhan yang baik dan bisa menjadi teladan sehingga semakin memperkaya kapasitasnya dalam melayani Tuhan. Pada tahun 2013 Ev. Jonatan mengikuti masa praktek kedua di GKPI Kartini Jakarta Pusat. Di gereja ini beliau diberi kepercayaan untuk melayani komisi Pemuda. Pada tahun 2014 beliau memasuki masa praktek terakhirnya di GKI Ngagel Surabaya. Di tempat inilah beliau baru mengenal tentang GKI. Selama 2 bulan pelayanannya di GKI Ngagel Ev. Jonatan belajar banyak tentang Gereja Kristen Indonesia dan diberikan kepercayaan untuk berkhotbah di beberapa kebaktian umum.
Pada bulan Desember 2014 Ev. Jonatan berhasil menyelesaikan tugas akhirnya sebagai Mahasiswa SAAT dan tanggal 23 Januari 2015 beliau kembali diutus ke GKA Gloria Galaxy Surabaya dalam masa praktek Selama 1 tahun. Pada awal pelayanannya, beliau dipercaya untuk menjadi hamba Tuhan di Komisi Sekolah Minggu. Dengan berbekal pengalaman yang sedikit dan atas pertolongan Tuhan beliau mampu menjadi pembimbing yang baik buat guru-guru Sekolah Minggu di sana.
Setelah mengakhiri masa praktek di GKA Gloria Galaxy Surabaya Ev. Jonatan diwisuda pada tanggal 20 Mei 2016. Beliau pun memutuskan untuk tetap melanjutkan pelayanannya di GKA Gloria Galaxy selama 2 tahun. Kali ini Ev. Jonatan menjadi hamba Tuhan pembimbing Komisi Sekolah Minggu dan Komisi Pemuda. Atas pertolongan Tuhan, pada tanggal 24 Mei 2016 Ev. Jonatan bersama dengan beberapa pemuda gereja GKA Gloria Galaxy merintis sebuah pelayanan bernama “PNIEL Youth Community”. Persekutuan ini dibentuk karena adanya kerinduan untuk memiliki wadah bagi kaum muda untuk bersekutu bersama. Hingga hari ini persekutuan pemuda tersebut masih berjalan.
Masa pelayanannya di GKA Gloria Galaxy Surabaya berakhir pada bulan Mei 2018. Ev. Jonatan akhirnya memutuskan untuk tidak melanjutkan pelayanannya di Surabaya dan pada tanggal 1 Mei 2018 beliau memutuskan untuk melayani di GKI Harapan Indah Bekasi sampai hari ini.
Ev. Jonatan menikah dengan Ev. Vici Lestari dan kebahagiaan keluarga ini bertambah dengan hadirnya 2 putri cantik di tengah-tengah mereka yaitu Jaedyn Vanea Bun berusia 3 tahun dan Jovany Vedora Bun berusia 1 tahun.
Ev. Jonatan juga diberikan kesempatan untuk melanjutkan pendidikan S2 di bidang Filsafat Theologi di UKDW Yogyakarta. Pada tanggal 5 Agustus 2023 beliau diwisuda dan berhak menyandang gelar M.Fil. Saat ini Ev. Jonatan sedang mengikuti Bina Kader Pendeta GKI yang diselenggarakan oleh BPMSW dan diharapkan beliau bisa menjadi Pendeta GKI dan terus melayani dengan penuh semangat.
Sumber: Buku 30 Tahun GKI Harapan Indah.
Terakhir diperbarui oleh admin, pada hari Selasa, 18 Juni 2024, pukul 17:47 WIB.