Syair dan lagu: Ein Schiff das man Gemeinde nennt; Martin G. Schneider,
Terjemahan: Yamuger,
Hak Cipta: Gustav Bosse Verlag
-
Gereja bagai bahtera di laut yang seram
mengarahkan haluannya ke pantai seberang.
Mengamuklah samudera dan badai menderu;
gelombang zaman menghempas, yang sulit ditempuh.
Penumpang pun bertanyalah selagi berjerih:
Betapa jauh, dimanakah labuhan abadi? -
Gereja bagai bahtera pun suka berhenti,
tak menempuh samudera, tak ingin berjerih
dan hanya masa jayanya selalu dikenang,
tak ingat akan dunia yang hampir tenggelam!
Gereja yang tak bertekun di dalam tugasnya,
tentunya oleh Tuhan pun tak diberi berkah. -
Gereja bagai bahtera diatur awaknya,
setiap orang bekerja menurut tugasnya.
Semua satu padulah, setia bertekun,
demi tujuan tunggalnya yang harus ditempuh.
Roh Allah yang menyatukan, membina, membentuk
di dalam kasih dan iman dan harap yang teguh. -
Gereja bagai bahtera muatannya penuh,
beraneka manusia yang suka mengeluh,
yang hanya ikut maunya, mengritik dan sok tahu
sehingga bandar tujuan menjadi makin jauh.
Tetapi bila umatNya sedia mendengar,
tentulah Tuhan memberi petunjuk yang benar. -
Gereja bagai bahtera di laut yang seram,
mengarahkan haluannya ke pantai seberang.
Hai ‘kau yang takut dan resah, ‘kau tak sendirian;
teman sejalan banyaklah dan Tuhan di depan!
Bersama-sama majulah, bertahan berteguh;
tujuan akhir adalah labuhan Tuhanmu!
Refrein:
Tuhan, tolonglah! Tuhan, tolonglah!
Tanpa Dikau semua binasa kelak.
Ya Tuhan tolonglah!
Tinggalkan Balasan